Rabu, 19 Desember 2012

Gelandangan Dan Pengemis Di Indonesia

Fenomena gelandangan dan pengemis alias ( GEPENG) dan anak jalanan menjadi persoalan yang sangat mencoreng wajah berbagai kota besar di Indonesia . Melihat kondisi saat ini, gepeng telah banyak menggunakan beragam modus demi untuk mendapatkan uluran tangan masyarakat di sekelilingnya. Mulai dari meminta-minta mengulurkan tangan bahkan mereka berani mengatas namakan sebuah mushala, pesantren dan sebagainya untuk kepentingan mereka. Padahal jika ditanya, mereka sendiri tidak mengetahui pesantren dan mushallah yang dimaksud dimana. Bahkan lebih parahnya lagi mereka minta dengan paksaan.

Maraknya jumlah gelandangan dan anak-anak jalanan di tengah- tengah kota besar tentu mengindikasikan meningkatnya tingkat kemiskinan kota yang pada akhirnya mengemis dan jadi gelandangan bukan nasib tapi pilihan mereka. Namun hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga eksploitasi, manipulasi, ketidakkonsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalanan dan Gepeng.

Menurut menteri  sosial Salim Segaf Al-jufrie pada tahun 2008 Badan Pusat Statistik (BPS) mendata ada kenaikan  setiap tahunnya pada jumlah gelandangan dan pengemis setiap tahunnya, yaitu dapat dilihat dari data tabel di bawah ini :

Tabel   SEQ tabel_ \* ARABIC 1.1 data statistik Gelandangan dan pengemis di Indonesia
TAHUN
GELANDANGAN
ANAK JALANAN
PENGEMIS
2008
450
109
95
2009
600
129
111
2010
902
313
313
2011
947
358
358
JUMLAH
2899
909
877


Tidak ada komentar:

Posting Komentar